KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “BATIK”.
Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
pelajaran seni budaya di ................
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini
semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Karawang,
September 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan
Indonesia yang telah
menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat
banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya
masing-masing daerah yang amat beragam. Khas budaya Bangsa Indonesia yang
demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik
tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.
1.2. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan tentang kebudayaan batik, terutama tentang motif, corak, teknik,
cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia
sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.
BAB II
PENJELASAN
2.1. Sejarah Batik
Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola
lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola
batik tradisional Jawa.
Seni pewarnaan kain dengan teknik
perintang pewarnaan menggunakan malam
adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa
teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain
pembungkus mumi
yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik
juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti
batik dikenal oleh Suku Yoruba
di Nigeria,
serta Suku
Soninke dan Wolof di Senegal.[2].
Di Indonesia,
batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer
akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik
tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal
dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P.
Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka
pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di
sisi lain, J.L.A.
Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto
(sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah
seperti Toraja,
Flores,
Halmahera,
dan Papua.
Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh
Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa
pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri,
Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa
dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa
pada masa sekitar itu.[4]
Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad
ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit
yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal
ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat
dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih
awal.
Legenda dalam literatur Melayu
abad ke-17, Sulalatus
Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim
yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140
lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya.
Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu.
2.2. Teknik Pembuatan Batik
A. Batik
Tulis
Ø
Teknik :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Ø
Cara pembuatan :
·
Siapkan
kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
·
Setelah
motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
·
Nyalakan
kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api
kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
·
Mulailah
membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting,
tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan
mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes
diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
·
Setelah
semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan
·
Siapkan
bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan
pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
·
Tahap
selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan
melarod
·
Tahap
terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan
penjemuran.
Ø
Alat dan bahan :
·
Canting
--> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga
yang ujungnya menyerupai paruh burung
·
Gawangan
--> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan dapat
terbuat dari kayu atau bambu
·
Wajan
--> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa
terbuat dari tembaga atau tanah liat
·
Anglo /
kompor kecil--> digunakan untuk memanaskan wajan
·
Malam/lilin
--> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa
gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
·
Bahan
pewarna --> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom
B.
Batik Cap
Ø
Teknik :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
yang dibentuk dengan cap yang terbuat dari tembaga. Pembuatan batik ini hanya memakan
waktu kurang lebih 2-3 hari.
Ø
Cara pembuatan :
·
Kain mori
diletakkan di atas meja dengan alas dibawahnya menggunakan bahan yang empuk.
·
Malam
direbus hingga suhu 60 – 70 derajat Celsius.
·
Cap
dicelupkan ke malam yang telah mencair tadi tetapi hanya 2cm saja dari bagian
bawah cap.
·
Kemudian
kain mori di cap dengan tekanan yang cukup supaya rapih. Pada proses ini,
cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori
·
Selanjutnya
adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah di cap
tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna.
·
Kain mori
direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain.
·
Proses
pengecapan>pewarnaan>penggodogan diulangi kembali jika ingin diberikan
kombinasi beberapa warna.
·
Setelah
itu, proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda.
·
Penjemuran
kemudian disetrika supaya rapih.
Ø
Alat dan bahan :
·
Cap
·
Meja
·
Lilin malam
·
Pewarna
2.5. Cara
mengapresiasikan batik
Saat ini batik banyak kita jumpai pada barang barang
keseharian di sekitar kita. Corak dan motif batik yang beraneka ragam dan
menarik dapat diaplikasikan pada berbagai jenis barang contoh ; pakaian, tas,
pajangan rumah, sprei, dan lain sebagainya. Dengan pengaplikasian seperti ini
batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat. Bukan hanya pada kalangan
atas atau pada forum formal. Bahkan pengaplikasian batik pada benda benda
seperti itu sangat di minati para wisatawan domestik sampai mancanegara. Ini membuktikan bahwa batik
sangat populer dan mendunia karena pesonanya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Batik merupakan salah satu kebudayaan indonesia
yang sudah mendunia. Kaya akan motif dan coraknya yang menarik. Saat ini batik
sudah banyak diaplikasikan pada benda benda keseharian. Sehingga batik menjadi
lebih dekat di kalangan masyarakat.
3.2. SARAN
Warga Negara Indonesia
supaya dapat lebih memahami kebudayaan negaranya, yaitu batik. Karna batik
adalah warisan turun temurun dari nenek moyang kita yang harus dilestarikan
keberadaannya supaya tidak mudah diklaim oleh negara lain.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Jika Ada Yang Ingin Di Tanyakan :D