Tuesday 9 December 2014

Makalah Batik





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “BATIK”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas pelajaran seni budaya di ................
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini
semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Karawang,   September 2013





BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      LATAR BELAKANG
Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khas budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.

1.2.      TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik, terutama tentang motif, corak, teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.



BAB II
PENJELASAN


2.1. Sejarah Batik
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok


Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu.
2.2. Teknik Pembuatan Batik
A.   Batik Tulis
Ø  Teknik               :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

Ø  Cara pembuatan          :          
·         Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
·         Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
·         Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
·         Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
·         Setelah semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan
·         Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
·         Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan melarod
·         Tahap terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan penjemuran.

Ø  Alat dan bahan             :
·         Canting --> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung
·         Gawangan --> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu
·         Wajan --> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat
·         Anglo / kompor kecil--> digunakan untuk memanaskan wajan
·         Malam/lilin --> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
·         Bahan pewarna --> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom





B.  Batik Cap
Ø  Teknik               :
Kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap yang terbuat dari tembaga. Pembuatan batik ini hanya memakan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Ø  Cara pembuatan          :
·         Kain mori diletakkan di atas meja dengan alas dibawahnya menggunakan bahan yang empuk.
·         Malam direbus hingga suhu 60 – 70 derajat Celsius.
·         Cap dicelupkan ke malam yang telah mencair tadi tetapi hanya 2cm saja dari bagian bawah cap.
·         Kemudian kain mori di cap dengan tekanan yang cukup supaya rapih. Pada proses ini, cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori
·         Selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah di cap tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna.
·         Kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain.
·         Proses pengecapan>pewarnaan>penggodogan diulangi kembali jika ingin diberikan kombinasi beberapa warna.
·         Setelah itu, proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda.
·         Penjemuran kemudian disetrika supaya rapih.

Ø  Alat dan bahan             :
·         Cap
·         Meja
·         Lilin malam
·         Pewarna


2.5.      Cara mengapresiasikan batik

            Saat ini batik banyak kita jumpai pada barang barang keseharian di sekitar kita. Corak dan motif batik yang beraneka ragam dan menarik dapat diaplikasikan pada berbagai jenis barang contoh ; pakaian, tas, pajangan rumah, sprei, dan lain sebagainya. Dengan pengaplikasian seperti ini batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat. Bukan hanya pada kalangan atas atau pada forum formal. Bahkan pengaplikasian batik pada benda benda seperti itu sangat di minati para wisatawan domestik sampai mancanegara. Ini membuktikan bahwa batik sangat populer dan mendunia karena pesonanya.



BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Batik merupakan salah satu kebudayaan indonesia yang sudah mendunia. Kaya akan motif dan coraknya yang menarik. Saat ini batik sudah banyak diaplikasikan pada benda benda keseharian. Sehingga batik menjadi lebih dekat di kalangan masyarakat.

3.2. SARAN
Warga Negara Indonesia supaya dapat lebih memahami kebudayaan negaranya, yaitu batik. Karna batik adalah warisan turun temurun dari nenek moyang kita yang harus dilestarikan keberadaannya supaya tidak mudah diklaim oleh negara lain.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Jika Ada Yang Ingin Di Tanyakan :D

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com