Monday 24 November 2014

Makalah Pengukuran



http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/files/2013/03/Pengukuran-Risiko.png





BAB I


PENDAHULUAN






1.1. LATAR BELAKANG


Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu: micro meter,jangka sorong,dial indikator,viler gauge dll


1.2. RUANG LINGKUP PENELITIAN


a) Pengertian Pengukuran


b) Jenis-jenis alat ukur berdasarkan fungsinya


c) Mencari Macam-macam kesalahan pengukuran


d) Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengukuran


e) Kompersi dalam pengukuran






1.3. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari pembuatan makalah ini agar siswa dapat memahami apa itu alat ukur dan tahu jenis-jenis alat ukur dan menggunakan sesuai fungsinya.




BAB II


PEMBAHASAN






2.1. PENGERTIAN PENGUKURAN


2.2.1. Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.


2.3.2. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.


2.4.3. Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.


2.5.4. Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.


2.6.5. Menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.






2.7. JENIS-JENIS ALAT UKUR DAN FUNGSINYA

1.Mistar baja
mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang, lebar, dan tebal. Ketelitiannya adalah ± 0,5 mm.

Dalam membaca skala pada mistar, mata harus tegak lurus dengan skala yang akan dibaca.
Cara penggunaanya:
- Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan atau balok landas.
- Letakkan mistar baja diatas benda ukur, letakkan titik nol atau ujung mistar baja pada balok landas.
- Baca dimensi atau ukuran panjang benda ukur.

2.Micrometer sekrup
micrometer sekrup ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter, dll. Misalnya mengukur ketebalan kertas dan mengukur diameter kawat.

Cara Penggunaanya:
- Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
- Buka rahan dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat masuk kerahang.
- Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.

3.Ampere Meter


Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Pada umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik yang biasanya terletak pada alat multitester listrik yaitu gabungan amperemeter, voltmeter dan ohm meter.



4.Voltmeter


Voltmeter alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

5.Ohmmeter


Ohmmeter ialah alat yag digunakan untuk mengukur hambata listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi kesatuan ohm.












6.Thermometer
Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu, baik suhu udara maupun suhu air. Satuan umum yang digunakan adalah celcius.

Cara penggunaanya:
thermometer bekerja berdasarkan perubahan kuantitas fisik, ketika temperaturnya berubah. Jadi bisa berdasarkan pemuaian (thermometer air raksa), perubahan resistivitas, perubahan kuantitas listrik(termokopel), radiasi bahan (thermometer temperature tinggi).

7.Jangka sorong



jangka sorong ialah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1mm.

kegunaan jangka sorong adalah:
- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit,
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya beruapa lubang( pada pipa, maupun yang lainnya) dengan cara di ulur,
- untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan atau menusukkan di bagian pengukur.





8.Barometer


barometer merupakan alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.


















9.Stopwatch
stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan, misalnya: berapa lama waktu yang ditemuh si pelari dalam jarak 100 M.

cara penggunaanya: tombol start, stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai, menghentikan dan mengulang pengukuran waktu.
skala yang digunakan:
1. dalam detik, skala ini disusun melingkar di bagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2 detik. Jarum panjang ialah yang berfungsi untuk pengukuran dalam detik.
2. Dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit. Jarum pendek berfungsiuntuk penunjuk waktu dalam menit.

10.Speedometer
speedometer adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi dijalan.

cara kerjanya : perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung dengan roda depan ataupun transmisi dengan menggunakan suatu kabelyang ikut berputar saat kendaraan bergerak, gerakan berputar ini kemudian di ubah untuk menggerakkanjarak kecepatan.


































2.3. MACAM-MACAM KESALAHAN DALAM PENGUKURAN






Kesalahan Dapat Digolongkan :
Kesalahan Kasar (Mistake/ Blunders)
Keslahan Sistematik (Systematic Error)
Keslahan Random / Tak Terduga (Occidental Error)


Sumber Kesalahan


Sumber Kesalahan :
Surveyor
Alat Ukur
Alam


1. Kesalahan Kasar


Kesalahan Ini Terjadi Karena :
Kurang Hati-Hati/ Gegabah
Kurang Pengalaman / Kurang Perhatian
Kesalahan Ini Tidak Boleh Terjadi, Apabila Diketahui Ada Kesalahan Maka Dianjurkan Untuk Mengulang Keseluruhan Atau Sebagian.


Contoh :


– Salah Baca


– Salah Mencatat


– Salah Dengar


Untuk Menghindari Kesalahan Ini :


– Pengukuran Lebih Dari Satu Kali


– Pengukuran Dengan Model Dan Teknik Tertentu


- Pengukuran Dilakukan Dengan 2 Orang Atau Lebih Sesuai Tugasnya..









2. Kesalahan Sistematik


Kesalahan Sistematik


Umumnya Kesalahan Sistematik Disebabkan Oleh Alat-Alat Ukur Sendiri (Panjang Pita, Pembagian Skala, Pembagian Lingkaran Theodolit) Atau Cara Pengukuran Yang Tidak Benar.


Cara Menghindari Kesalahan :


– Alat Perlu Dikalibrasi Sblm Digunakan


– Dgn Cara-Cara Pengukuran Tertentu ( Pengamatan Biasa Dan Luar Biasa Dan Hasilnya Dirata-Rata)


– Koreksi Pada Pengolahan Data.


Pada Pengukuran Jarak Langsung Kesalahan Sistematik Yang Terjadi :


– Panjang Pita Ukur Yang Tdk Standar


– Pelurusan Yang Tdk Sempurna


– Pita Ukur Yang Tdk Sempurna


– Kemiringan Medan Lapangan (Slope)


– Kelenturan Pita Ukur


– Variasi Temperatur Udara


2.1 Koreksi Standar Pita Ukur






Demikian Juga Kalau Alat Dipakai Ut Mengukur Luas














2.2 Pelurusan Yang Kurang Sempurna










Dimana : D = Penyimpanagan Pita Ukur Dari Garis Lurus


L = Panjang Pita Ukur






2.3 Pendataran Yang Kurang Sempurna


Apabila Pita Ukur Tdk Mendatar Tp Terjadi Melengkung Di Tengah  Pengukuran Akan Lebih Panjang. Bila D Jarang Lengkung Dari Pita Sebenarnya, Maka Kesalahan Jarak Yg Terjadi :






2.4 Kemiringan Medan Lapangan


Bila Kemiringan Medan Tidak Seragam Dan Diukur Dengan Membentangkan Pita Ukur Dgn Jarak Pendek-Pendek Akan Tidak Menjadi Masalah Bila Unting-Unting Dan Yalon Bisa Dibuat Mendatar






2.5 Kelenturan Karena Berat Pita Ukur






2.6 Variasi Temperature Udara


L = Jarak Terukur


C = Koefisien Muai Panjang


T = Beda Temperature Thd Temp Standart










3. Kesalahan Random / Tak Terduga


Kesalahan Random Terjadi Karena Hal-Hal Yg Tdk Terduga:
Getaran Udara / Undulasi
Kondisi Tanah Tempat Berdiri Alat
Kecepatan Udara Atau Kondisi Atmosfer
Kondisi Pengamat


Biasanya Kesalahan Ini Terlihat Bila Suatu Besaran Diukur Berulang Ulang Nilainya Tidak Sama Antara Ukuran Satu Dgn Yang Lain.


Bila Dilakukan N Kali Pengamatan Dengan Hasil Pengukuran X1, X2, X3 ………


Maka Besar Pengukuran Yang Benar :






Cara Menghilangkan Kesalahan Ini


Cara Menghilangkan Kesalahan Ini :
Menggunakan Alat Presisi Tinggi
Waktu Pengambilan Data  Pagi 07.00-11.00, Sore 14.00-17.00, Alat Ukur Dipayungi
Menggunakan Metode Pengolahan Data Tertentu (Grafis, Bouwditch, Perataan, Kuadrat Terkecil, Dll)






Dalam Iut, Hasil Pengamatan Dikoreksi Dengan Metode Ilmu Hitung Perataan (Adjustment).


Kesalahan Sistematik Tidak Dapat Dikoreksi, Misal: Kesalahan Sistematik “S” Maka Dalam “N” Pengamatan Terdapat Kesalahan “S.N”


Hasil Koreksi Rata-Rata : (S.N/N) = N  Tetap Ada / Tdk Hilang


Akurasi Vs Presisi


Dalam Iut, Berbicara Ttg Ketelitian Ada 2 Pengertian Atau Istilah Yang Hampir Sama :
Akurasi (Accuracy)


Akurasi Atau Kesaksamaan Adalah Tingkat Kedekatan Dari Nilai-Nilai Ukuran Terhadap Nilai Yang Sebenarnya. Apabila Nilai –Nilai Ukuran Semakin Mendekati Nilai Sebenarnya Yang Berarti Penyimpangan Atau Kesalahan Semakin Kecil, Berarti Semakin Tinggi Akurasinya


2. Presisi (Precision)


Presisi Atau Ketelitian Adalah Tingkat Kedekatan Dari Nilai-Nilai Ukuran Tersebut Satu Sama Lainya, Yang Dapat Dihitung Dari Besar-Kecilnya Harga Varian (Τ2) Dari Pengamatan














2.4. FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN PENGUKURAN






Cara-Cara Menghindari Kemungkinan Kesalahan


Kesalahan Dapat Dihindari :


Persiapan Sebelum Pelaksanaan


– Tahu Tentang Teori Pengukuran


– Paham Dengan Jenis-Jenis Alat Ukur Dan Cara Koreksinya


– Menguasai Metode-Metode Ilmu Hitung Perataan


– Bekerja Dengan Loyalitas Tinggi Dan Rasa Tanggung Jawab


Waktu Pelaksanaan


– Menghindari Pelaksanaan Survey Dgn Intensitas Panas Tinggi ( 10.00-14.00)


– Peletakan Dan Setting Alat


















2.5. KONVERSI DALAM PENGUKURAN


KONVERSI SATUAN


• Konversi satuan adalah suatu cara untuk menyatakan suatu besaran dengan satuan tertentu dari satu bentuk satuan ke bentuk satuan yang lain.


• Misal : Untuk menyatakan suhu suatu benda dapat dinyatakan dalam oC, oK atau oF atau pernyataan konsentarsi zat bisa dinyatakan dalam %, Molaritas, Normalitas, dan lain-lain





CONTOH KONVERSI SUHU (SKALA TEMPERATUR)


• Di Amerika banyak mempergunakan skala Fahreinheit (oF). Dalam pembuatan skala itu dicari titik referensi , yang disebut titik tetap kemudian dibuat skala sekehendak kita. Sebelum tahun 1954 ditentukan dua titik sebagai titik acuan baku yaitu titik es dan titik uap.


• Titik es yaitu suatu titik dimana terdapat campuran air yang jenuh udara dengan es yang bertekanan 1 atmosfir. Titik uap ialah suhu dimana terdapat air mendidih pada tekanan 1 atmosfir.


• Fahrenheit pada tahun 1724 telah menentukan skala temperatur dimana pada 32oF adalah titik es, pada 212oF merupakan titik uap serta temperatur rectal berkisar 98,6oF.


• Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan skala Celsius ,titik es diberi harga 0oC, suhu pada titik uap diberi harga 100oC. Untuk keperluan bidang ilmu pengetahuan diperlukan skala lain yaitu skala Kelvin.






Perbedaan antara beberapa skala temperatur dapat dilihat pada tabel di bawah ini












Celsius (t)


Kelvin (T)


Fahrenheit (Tf)


Rankin (TR)


Reamur(TRe)



a


100oC


373,15


212


671,67


80






















b


0,01


273,16


32,18


471,688


0,008



c


0


273,16


32


491,67


0



d


-273,15


0


439,67


0


218,52











• TR = (9/5) T Tf = (9/5) t + 32


• Tf = TR – 439,67


- See more at: http://ilhammaulana24.blogspot.com/2013/01/besaran-dan-satuan-pengukuran-dan.html#sthash.N3aFvDUH.dpuf














BAB III


PENUTUP






3.1. KESIMPULAN


Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.


Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan.


Hasil Pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu dilakukan pengukuran ulang yang mengaibatkan lamanya proses perhitungan data kembali.












0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Jika Ada Yang Ingin Di Tanyakan :D

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com